SANTAPAN ROHANI MALAM
MINGGU, 13 SEPTEMBER 2020
KALIMAT HIKMAH IBN ATHA’ILLAH
Dalam kalimat hikmahnya Ibn Atha’illah al-Iskandary menyatakan:
169 – عِنَايَتُهُ فِيْكَ لاَ لِشَيْءٍ مِنْكَ. وَأَيْنَ كُنْتَ حِيْنَ وَاجَهَتْكَ عِنَايَتُهُ وَقَابَلَتْكَ رِعَايَتُهُ لَمْ يَكُنْ فِي أَزَلهِ إِخْلاَصُ أَعْمَالٍ وَلاَ وُجُوْدُ أَحْوَالٍ. بَلْ لَمْ يَكُنْ هُنَاكَ إِلاَّ مَحْضُ الإِفْضَالِ وَعَظِيْمُ النَّوَالِ.
“Perhatian Allah kepadamu bukanlah karena sesuatu yang datang darimu. Di manakah engkau ketika perhatian-Nya mengarah kepadamu dan pemeliharaan-Nya menemuimu. Padahal di zaman azali belum ada keikhlasan amal dan belum ada pula ahwal. Bahkan, belum ada apa-apa kecuali banyaknya karunia dan pemberian semata.”
Para pencinta kalimat hikmah Ibn Atha’illah…
Perhatian Allah terhadap hamba-hamba-Nya tidak terkira banyaknya dan tidak terhitung jumlahnya. Nikmat dan anugerah-Nya juga tidak terkira jumlah dan bilangannya, serta tidak terhitung banyaknya. Perhatian dan nikmat Allah itu tidak pernah terhenti dan tidak pernah terputus untuk hamba-hamba-Nya. Perhatian dan nikmat-nya itu dicurahkannya kepadamu sejak awal kehidupanmu di dunia ini hingga engkau akan kembali kepada-Nya di akhirat nanti.
Sejak awal kejadiannya engkau dalam keadaan mati, bagaikan benda mati yang ada di sekitarmu. Lalu Allah menyempurnakan bentukmu dengan bentuk manusia yang sangat sempurna dan dilengkapi dengan segala fasilitas tubuhmu, mulai dari rambut hingga kuku yang ada di ujung kakimu. Kemudian pada awal kehidupanmu engkau diberi roh oleh Allah dengan ditiupkannya masuk ke dalam tubuhmu. Jika roh itu tidak ada padamu, maka engkau tidak akan dapat dan tidak akan pernah hidup. Bersamaan dengan masuknya roh, engkau dianugerahi unsur-unsur rohanimu, seperti potensi nafsu, potensi akal, dan potensi hati. Perhatian dan anugerah Allah kepadamu tidak terhitung jumlah dan jenisnya selama engkau berada di rahim ibumu. Kemudian setelah engkau keluar dari rahim ibumu, semua itu menjadi anugerah dan nikmat yang laur biasa kepadamu.
Dalam kaitan dengan itu, timbul pertanyaan kepada kita semua, “Apakah semua anugerah dan nikmat itu diberikan kepada kita atas permintaan, atas doa kita, atau atas amal kebaikan kita?” Jawabannya: “Bukan, karena permintaan, doa, dan amal kita.” Allah menganugerahkannya kepada kita tanpa kita minta, tanpa kita cari, tanpa doa, dan tanpa amal kita. Dari sinilah Ibn Atha’illah berkata: “Perhatian Allah kepadamu bukanlah karena sesuatu yang datang darimu.” Perhatian Allah kepadamu yang begitu besar itu dan anugerah Allah yang diberikannya kepadamu, bukan datang dari dirimu, bukan karena permintaanmu, bukan karena doamu, bukan karena amal dan usahamu. Tetapi, semata-mata pemberian Allah, tanpa permintaan, tanpa permohonan.
Coba bayangkan ketika di masa azali, di mana diri ketika itu. Engkau sendiri belum/tidak ada. Bayangkanlah ketika awal pembentukanmu di dalam rahim ibumu, dan sebelum terbentuknya badanmu di dalam rahim ibumu. Engkau berada di mana dan bagaimana keberadaanmu. Engkau tidak bisa apa-apa, karena engkau dalam keadaan mati. Engkau tidak tahu apa-apa karena engkau tidak hidup. Keadaanmu tidak ada bedanya dengan benda-benda mati yang ada di sekitarnya, seperti batu, tanah, dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi, perhatian dan anugerah Allah dari nikmat-nikmat-Nya terhadap dirimu luar biasa banyaknya. Dari sinilah Ibn Atha’illah menyatakan: “Di manakah engkau ketika perhatian Allah diberikan kepadamu dan pemeliharaannya-Nya menemuinya. Padahal pada zaman azali belum ada amal, belum ada keikhlasan, dan belum ada ahwal (keadaannmu seperti sekarang ini). Bahkan, belum ada apa-apa yang dapat engkau lakukan, tetapi Allah tetap saja banyak memberikan karunia dan pemberian-Nya.
Kata Syekh Abdullah al-Syarqawi, ketiadaanmu pada masa azali itu, pada masa awal pembentukanmu, dan pada masa selanjutnya ketika engkau berada di dalam rahim ibumu menafikan semua yang bersumber darimu. Engkau tidak bisa berdoa, engkau tidak bisa beramal, engkau tidak meminta, dan engkau tidak bisa segalanya. Dalam kondisimu yang demikian, Allah tetap saja memberi perhatian kepada-Mu, memeliharamu, dan menganugerahkan kepadamu nikmat-nikmat-Nya dan segala anugerah-Nya.
Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa doamu, permintaanmu, permohonanmu, ibadahmu, salatmu, puasamu, zakatmu, bukan menjadi sebab yang mendatangkan nikmat dan anugerah Allah kepadamu, dan bukan sebab yang mempengaruhi pemberian dan perhatian Allah kepadamu, bukan pula sebab seseorang masuk ke dalam surga. Engkau mendapatkan semua itu karena anugerah Allah kepadamu. Doa, permintaanmu, dan semua amalmu adalah wujud penghambaan dirimu kepada Allah.
Jakarta-Matraman Dalam, Minggu malam, 13 September 2020.
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12
Follow Berita Syarikat Islam di Google News