SARAPAN PAGI ROHANI
Minggu, 30 Agustus 2020
HAKIKAT HIJRAH (10):
PERBEDAAN ANTARA TAHUN MASEHI DAN HIJRIAH
Ahmad Thib Raya
UIN Jakarta
Dalam perhitungan kalender kita, kita mengenal dua sebutan tahun, yaitu tahun Masehi dan tahun Hijriah. Tahun Masehi dihitung mulai kelahiran Nabi Isa a.s., misalnya 2015 Masehi. Sebutan tahun sebelum kelahiran Nabi Isa disebut Sebelum Masehi, seperti 700 Sebelum Masehi. Sedangkan tahun hijriah dihitung mulai hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Makkah ke Madinah. Tetapi, tidak serta merta dengan hijrahnya Nabi, langsung pada hari itu langsung disebut dengan sebutan hijriah. Ada proses yang dilakukan sehingga tahun Hijriah itu digunakan. Penggunaan nama tahun ini mulai digunakan pada tahun keempat masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn al-Khattab, atau 17 tahun setelah peristiwa hijrah terjadi.
Masing-masing tahun itu sama-sama memiliki 12 bulan, tetapi nama-namanya berbeda, dan jumlah hari yang terdapat di dalam bulan-bulan itu juga berbeda. Bulan-bulan di dalam tahun Masehi didasarkan pada perputaran matahari. Oleh sebab itu, bulan-bulan itu disebut bulan-bulan matahari (al-syuhuur asy-syamsiyah). Nama-nama bulan itu sudah kita hafal mati, mulai dari Januari hingga Desember. Jumlah hari dalam setiap bulannya agak mudah kita ingat. Jumlah hari dalam bulan-bulan berikut adalah 31 hari, yaitu Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober, dan Desember. Jumlah hari pada bulan-bulan April, Juni, September, dan November adalah 30 hari. Jumlah hari bulan Januari adalah 28 hari. Jumlah hari untuk setiap bulan sudah fix, tidak akan berubah-ubah walau tahun berbeda.
Jumlah hari pada setiap bulan Masehi berselang antara 31-30 hari, kecuali bulan Februari yang hanya memiliki 28 hari. Perhatikan jumlah hari pada bulan Juli dan Agustus, sama-sama 31 hari. Bagaimana bisa sama, padahal biasanya selang-seling. Sewaktu saya kecil ayah saya mengajarkan bagaimana cara menghitung atau menentukan jumlah hari pada setiap bulan, kecuali bulan Februari. Caranya menghitungnya adalah dengan kepalan tangan. Coba kepalkan tangan kiri atau tangan kanan Anda, lalu punggung telapak tangannya diletakkan di atas. Lalu hitunglah tulang yang menonjol dan celah di antara keduanya, yang terdapat pada pangkal setiap jari yang ada di telapak tangan kiri Anda, mulai dari arah depan yang dekat dengan ibu jari ke samping kiri. Semua pangkal yang menonjol dipandang sebagai bulan-bulan yang harinya 31, dan yang rendah yang ada dicelahnya dipandang sebagai bulan yang harinya 30. Pangkal jari telunjuk dianggap bulan Januari, celah di antara telunjuk dengan jari tengah dianggap bulan Februari, tulang yang menonjol di pangkal jari tengah dianggap bulan Maret. Celah di antara jari tengah dan jari manis dianggap bulan April. Tulang yang menonjol pada pangkal jari manis dianggap bulan Mei. Celah di antara jari manis dan kelingking dianggap bulan Juni. Tulang yang menonjol pada kelingking dipandang sebagai bulan Juli. Lalu mulai lagi menghitung tulang yang menonjol pada telunjuk hingga sampai pada tulang yang menonjol pada jari manis. Perhatikan tulang yang menonjol pada jari kelingking, yang dipandang sebagai bulan Juli, dan tulang yang menonjol pada telunjuk yang dipandang sebagai bulan Agustus. Keduanya sama-sama menonjol, mak bulan Juli dan Agustus, jumlah harinya sama, yaitu 31 hari. Mengapa demikian? Karena tulang pada pangkal jari kelingking dan jari telunjuk sama menonjol. Maka jumlah hari kedua bulan itu sama.
Adapun tahun hijriah dimulai dari bulan Muharram hingga Zulhijah. Jumlah hari dalam bulan-bulan tahun hijriah antara 29-30 hari. Tidak ada bulan yang memiliki 31 hari. Hari-hari setiap bulan tidak fix seperti pada bulan matahari. Bulan Muharram, misalnya, pada tahun tertentu 30 hari, di tahun yang lain bisa 29 hari. Oleh sebab itu, jumlah hari Muharram pada tahun ini bisa berbeda dengan jumlah hari bulan Muharram tahun lalu atau tahun depan. Ini tergantung dari peredaran bulan. Karena bulan-bulan hijriah ini berkaitan dengan peredaran bulan, maka bulan-bulan tahun hijriah itu disebut bulan-bulan qamariah. Penentuan awal atau akhir bulan-bulan qamariah tergantung dari kemunculan bulan di akhir bulan yang berjalan dan bulan yang akan datang. Perbedaan penglihatan kemunculan bulan itulah yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat ulama dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan, penentuan awal bulan Syawal untuk hari raya Idul Fitri dan dan penentuan awal bulan Zulhijjah untuk hari raya Idul Adha.
Saya belum mendapatkan informasi tentang siapa yang menggagas untuk menggunakan nama-nama bulan Masehi itu dan siapa yang pertama kali menggunakan nama-nama ini, serta kapan nama-nama bulan digunakan. Demikian pula nama-nama bulan Qamariah itu. Yang jelas, penggunaan nama-nama bulan Masehi itu sudah lama sekali, dan jauh lebih dahulu daripada nama-nama bulan qamariah. Demikian pula permulaan hitungan tahunnya, tahun Masehi jauh lebih lama daripada tahun hijriah.
Jakarta-Matraman, Minggu pagi, 30 Agustus 2020
sumber: facebook.com/ahmad.thibraya.12
Follow Berita Syarikat Islam di Google News