BUMI LOCK DOWN TAFAQUR DIRI
Teras pun sepi
Taman seberang rumah
lengang…
Tak ada suara anak
nan indah berteriak canda
Tak ada suara gerobak penjaja kue, atau deru motor biasa berseliweran
apalagi gelak tawa
kumpulan anak tongkrongan
Yang ku rasa setiap saat berulang rinai hujan,
dan tiupan angin dingin meresap jiwa
Bumi pun menyepi….
Jalan kota kini lengang,
tak ada suara deru kendaraan dan motor
kecuali sedikit lalu lalang terlihat
tak ada lagi tegur sapa saat berpapasan,
apalagi salaman
atau berpeluk erat mesra dalam pertemuan …
kecuali..
kabar duka tentang korban corona
Tiang lampu, jembatan, deretan pertokoan dan gedung …
gelisah kesepian..
manusia berpergian
enggan menyapa,
memandang dibalut masker
dingin hampa membisu
diam dari sejuta keramaian
Bumi pun lengang …
bak rimba
yang masih perawan..
Saat …
menuju bandara Halim
kulanjut ke bandara Soetta
sepanjang jalan
tak ada lagi hingar bingar deru mesin kota..
tak ada lagi kemacetan
yang membuat raga sigap waspada..
tak ada deru motor
dan mobil bergerak kencang
melintas traffic light
tuk saling berlomba..
hanya keheningan..
selama perjalanku menjemut istri dan
puteri keduaku
tinggalkan kampus
penuh kecewa..
Kota ku berdiam diri
jauh dari kebisingan
juga matinya
dari sesak dan lalu lalang manusia
Bumi hening tak lagi jumawa
Tak ada lagi sorak sorai..
seperti saat menonton bola..
Tak ada lagi hingar bingar
gemerlap kota kota dunia….
tempat pemburu..
emas, dollar, dinar
hingga permata
atau
gemerlapannya kehidupan
Tak ada lagi tawuran apalagi mesiu perang berdesingan..
Tak ada lagi
suara bersahutan
riang gembira
hingga kampanye debat kursi kekuasaan
Tak ada lagi gemerlap pasar malam atau lantunan lagu orgen tunggal
hingga pengamen jalanan..
disepanjang waktu kota
Kecuali..
terlihat keranda dan mobil
mengiring sepi jenazah berpulang
tiada iringan tangis dalam lepas kepergian
hanya rasa sepi
menuju liang lahat ..
tanah pekuburan
Bumi mencekam….
Bumi diam nestapa
menyembunyikan manusia
ketika wabah corona
terus menerjang
Bumi coba bangkit…
dari kesunyian
menghidupkan
rasa kemanusiaan
dan karsa
menghibur jeritan manusia yang terasa demikian berat
sulitnya keadaan hidup ini
Bumi…
lock down..
berjuang mengusir
wabah corona…
Subhanallah..
Maha Suci Sang Khaliq
Ku tengadahkan
kedua tangan ini
Bumi pun tafaqur diri
Firdaus Syam
Pagar Alam
31/3/020
Jelang senja pojok kamarku