RadarKotaNews, Jakarta – Dinilai gagal dalam mengendalikan Covid-19 dan kerap melakukan blunder yang merugikan pemerintah serta masyarakat Indonesia, Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) meminta Presiden RI Joko Widodo untuk membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
“Belum 30 hari Indonesia terjangkit Covid-19, tapi jumlah masyarakat terjangkit coronavirus mencapai 1.155 kasus, dan yang menyedihkan masyarakat yang meninggal 102 orang dan sembuh hanya 59 orang. Artinya, jika kita terjangkit pandemi Covid-19 di Indonesia memiliki kemungkinan hidup hanya 50%. Dengan dasar ini kami menilai Gugus Tugas Covid-19 telah gagal dalam mengendalikan wabah ini,” tegas Ketua Umum PB SEMMI, Bintang Wahyu Saputra saat di mintai keterangan oleh awak media di Jakarta, Minggu (29/3).
Bintang melanjutkan Gugus Tugas Covid-19 bukan hanya gagal dalam melakukan tugas, melainkan telah membuat kegaduhan ditengah kondisi bangsa dan negara yang sedang mengalami musibah virus Corona serta dituding telah melukai hati masyarakat Indonesia.
“Pernyataan yang membawa frasa si kaya dan si miskin oleh jubir gugus tugas Covid-19 tentu hal yang paling memilukan ditengah bangsa yang sedang berjuang bersama sama melawan musibah. Hal ini bisa membuat kondisi semakin buruk dan tentu ini sangat merugikan bagi pemerintah, khususnya Presiden RI Bapak Joko Widodo,” lanjutnya.
Ia menambahkan PB SEMMI bukan hanya meminta pemerintah pusat untuk membubarkan Gugus Tugas Covid-19, namun juga meminta Joko Widodo selaku Presiden RI untuk turun tangan memimpin langsung penanganan pandemi Covid-19.
“Kami siap menjadi garda terdepan Presiden RI dalam membela dan menyelamatkan masyarakat Indonesia dalam menghadapi wabah pandemi Covid-19. Untuk itu kami mendesak dengan segera pemerintah pusat untuk membuat tim baru yang langsung di pimpin oleh Bapak Ir Joko Widodo dalam menghadapi dan mengendalikan virus mematikan ini,” tutupnya.
Sebelumnya, viral di berbagai media pernyataan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dianggap melontarkan kalimat kontroversial ketika memberikan keterangan pers soal perkembangan kasus corona di Indonesia. Dalam pernyataan itu, ia meminta orang kaya untuk melindungi orang miskin.
“Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar, dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya. Ini menjadi kerja sama yang penting,” kata Achmad Yurianto seperti yang dilansir dari tayangan Kompas TV pada menit ke 22:40, Jumat (27/3/2020).(fy)
sumber: radarkotanews.com