Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) mendesak menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Menteri Perdagangan untuk menolak izin import gula dari India sebanyak 250.000 ton yang di ajukan oleh perusahaan plat merah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
“Ditengah Genosida yang dilakukan oleh kelompok intoleran dan ekstrimis Hindu india terhadap kaum muslimin India, pemerintah Indonesia malah berencana membeli gula dari negara tersebut. Saya kira itu tindakan yang sangat keliru ditambah sebentar lagi kita juga masuk musim panen tebu pasti akan sangat berat untuk para petani kita”sesal Bintang Wahyu Saputra Ketua Umum PB SEMMI di rumah Kebangsaan Hos Tjokroaminoto Jl Taman Amir Hamzah No2 Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).
Bintang menambahkan pemerintah seharusnya memberikan sikap tegas atas tindakan tidak manusiawi yang dilakukan oleh kelompok intoleran dan ekstrimis Hindu India, karena Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dan juga merupakan perintah dari pembukaan UUD 1945 serta Pancasila.
“Penjajahan diatas dunia harus hapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan prikeadilan. Itulah sepotong isi pembukaan UUD 1945 yang harus kita amalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.
Bintang mengungkapkan peristiwa menumpuknya beras 20.000 ton di gudang Bulog harus menjadi suatu pembelajaran pemerintah yang mengimport beras disaat petani padi menjelang panen, dan mengakibatkan negara mengalami kerugian triliunan rupiah karena terdapat beras yang turun mutu dan hampir busuk.
“Cadangan Gula Pemerintah di gudang Bulog dan lainnya harus dipastikan terlebih dahulu. Jangan sampai nantinya seperti kasus beras di gudang Bulog yang menumpuk, kita jadi rugi dan mubazir. Lalu pemerintah harus pertimbangkan juga masalah kemanusiaan yang sedang terjadi di India. Jika tetap memaksa import dari sana, karena jangan sampai kita disangka malah ikut memodali mereka untuk melakukan Pembantaian terhadap kaum muslimin disana,” ucap Bintang.
Bintang menuturkan akan melakukan konsolidasi dan rapat organisasi untuk menyikapi rencana pemerintah yang akan melakukan import gula khususnya dari negara India.
“Kami akan membuat diskusi hingga aksi demonstrasi jika pemerintah tetap bertekad melakukan import gula, ditengah masa panen petani tebu dan peristiwa 20.000 ton beras menumpuk di Bulog hingga pembantaian muslimin di India belum dihentikan, kami menolak import gula khususnya dari negara India sebagai wujud dalam mengamalkan Pancasila dan UUD 1945,” tutup Bintang.
sumber: pbsemmi.org