Jakarta, Reportasenews.com – Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Jerusalaem sebagai Ibu Kota Israel mengundang kecaman dan reaksi keras dari berbagai tokoh dunia termasuk sejumlah tokoh dan ormas di Indonesia.
Pimpinan Pusat Syarikat Islam Hamdan Zoelva melalui rillisnya mengatakan kebijakan Donald Trump mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel sebagai kebijakan yang bertentangan dengan Hukum Internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dikatakannya, Pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh AS secara langsung telah melukai masyarakat internasional dan merusak tata kehidupan dunia yang berdasarkan hukum dan perdamaian.
Sementara Ketua PGI ), Albertus Patty, mengatakan, pihaknya menyesalkan keputusan dari Trump yang dinilai sepihak tersebut. Menurutnya, keputusan Trump itu telah meninggalkan pendekatan dialog yang selama ini terjadi.
Selain itu, dia menilai, keputusan tersebut telah mengabaikan hak -hak bangsa Palestina dan bisa meningkatkan eskalasi ketegangan masyarakat di wilayah Yerusalem.
“Keputusan Trump itu melukai hati bangsa Palestina dan bisa meningkatkan kemarahan semua umat beragama yang ada di sana. Bagi PGI, keputusan Trump ini sangat memperlihatkan penindasan terhadap bangsa Palestina. “Oleh karena itu, PGI sangat tidak setuju sekali,” kata Albertus.
Albertus mengakui, bahwa Yerusalem adalah wilayah milik Palestina. Namun, saat kaum Yahudi datang dan mendirikan negara Israel
“Yerusalem itu tempat semua beragama di sana. Kelompok Islam dan Kristen Palestina pasti akan berjuang untuk membebaskan Yerusalem dari aneksasi Israel. Karenanya, jauh lebih baik jika Trump tidak melakukan itu,” jelasnya.
Ketua DPP PAN Drajat Wibowo mengatakan akan lebih bagus kalau Indonesia mempelopori memberi pengakuan kepada Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina, dan menggalang keputusan OKI mengenai pengakuan ini
Kemudian, lanjut dia, Indonesia juga harus konsisten menyuarakan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina di sidang-sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Termasuk dalam sidang umum (PBB) dan nitip di Dewan Keamanan PBB,” kata Dradjad.
Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Asep Irfan Junaidi meminta kepada pemerintah Indonesia untuk memutus hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat jika Donald Trump tidak membatalkan keputusan tersebut. Selain memindahkan ibu kota Israel ke Yerusalem, Amerika Serikat juga berencana akan memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.
“Kita meminta kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk secara tegas mengambil sikap,” katanya. (*)
sumber: reportasenews.com